Sunday, September 30, 2018

Penyebaran Flora dan Fauna Di Indonesia

           Pengertian flora dan fauna secara sederhana flora adalah tanaman dan fauna adalah hewan. Sementara pengertian flora secara umum adalah segala jenis tumbuhan serta tanaman yang ada di muka bumi dan Fauna adalah segala jenis hewan yang hidup di muka bumi. Flora dan fauna memiliki jenis yang begitu banyak dan beragam hingga tidak lagi terhitung jumlahnya. Beragam hewan dan tumbuhan tersebut memiliki tempat tinggal yang beragam mulai di laut, atau bisa pula di darat. 

Flora endemik merupakan sekelompok jenis tumbuhan yang hidup pada suatu daerah tertentu. Ada flora jawa, flora daerah sumatera, flora endemik kalimantan dan lain-lain. Flora endemik pada suatu daerah biasanya memiliki jenis tertentu yang terkadang tidak bisa ditemukan di daerah lain atau mungkin jarang ditemukan. Hal ini dikarenakan pada tiap daerah memiliki tingkat kesuburan perbedaan iklim dan cuara serta jenis tanah yang berbeda satu dengan yang lain. Flora endemik di Jawa contohnya adalah bunga melati, flora endemik Papua adalah tanaman buah merah, flora endemik daerah Sumatera adalah rafllesia arnoldi atau bunga bangkai dan lain sebagainya.
Tidak hanya pada flora, namun pada dunia hewan atau fauna juga memiliki kelompok yang berbeda pada tiap daerah. Contoh fauna endemik asli dari Papua adalah burung cendrawasih. Fauna asli dari Jawa adalah badak bercula satu dan fauna dari Sumatera adalah harimau sumatra. Fauna memiliki nama imbuhan geografis seperti hewan peralihan, hewan asia serta hewan australia.
Persebaran Flora dan Fauna
Di Indonesia penyebaran flora dan fauna asli Indonesia dipengaruhi oleh beragam hal seperti halnya aspek geografi. Para pakar zoologi berpendapat jika fauna di kawasan Indonesia memiliki tipe yang mirip dengan tipe fauna yang ada di Asia Tenggara atau oriental. Sementara itu fauna yang berada di kawasan Indonesia bagian timur memiliki kemiripan dengan fauna di benua Australia atau Australis.
Di Indonesia daerah persebaran fauna dibedakan menjadi 3 kawasan yaitu Indonesia bagian barat, kawasan Indonesia bagian timur serta kawasan peralihan atau Wallace. Sementara itu, persebaran fauna di Indonesia dipisahkan oleh garis Lydekker dan garis Webeer.
FAUNA
Kawasan Indonesia bagian barat – Indonesia kawasan barat meliputi Kalimantan, Sumatera, Jawa dan    Bali. Kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang berada di antara Sulawesi dan Kalimantan serta di antara Lombok dan pulau Bali. Jenis fauna yang berasal dari Indonesia bagian barat antara lain adalah leopard atau macam tutul, harimau, orang utan, gajah, beruang madu, lutung, merak hijau, burung jalak bali, wau-wau, banteng, merak hijau serta badak jawa.

Woa-Woa

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Classis             : Mammalia
Ordo                : Primates
Superfamili      : Hominoidea
Famili              : Hylobatidae
Genus              : Hylobates
Spesies            : Hylobates agilis

DESKRIPSI
1. Habitat
Habitat hidupnya biasanya di hutan, terutama bergelantungan di pohon.
2. Morfologi
Wau-wau agile (Hylobates agilis) mempunyai ukuran tubuh yang tidak proporsional karena ekstremitas depan lebih panjang daripada ekstremitas bagian belakang. Wau-wau agile (Hylobates agilis) tidak mempunyai ekor. Pola warna tubuh bagian ventral berwarna coklat muda dan pada bagian dorsal berwarna coklat. Glandula mammalia terletak didaerah pectoral dan berjumlah sepasang. Memiliki tipe gigi bonodont karena termasuk omnivora.
3. Ciri Spesifik
Wau-wau agile (Hylobates agilis) tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berwarna coklat. Spesies ini tidak mempunyai ekor. Tangannya lebih panjang daripada kakinya. Pada telapak kaki, tangan dan wajah tidak ditutupi bulu.
4. Jenis Makanan
Wau-wau agile (Hylobates agilis) termasuk omnivora. Jenis makanannya buah-buahan, daun dan serangga kecil yang ada di sekitar pohon.
5. Perkembangbiakan
Perkembangbiakannya dengan cara melahirkan atau vivipar. Sama seperti manusia, spesies ini hanya melahirkan satu anak.
6. Perilaku
Wau-wau agile (Hylobates agilis) selalu mengeluarkan suara yang berbunyi” nguk..nguk..”dalam aktivitas apapun kecuali makan dan tidur.

Kawasan Peralihan  Daerah yang meliputi kawasan ini adalah Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba serta Lombok. Kawasan peralihan dibatasi oleh garis Lydekker yang berada di sebelah timur dan garis Wallace yang berada di sebelah barat. Di antara kedua garis pembatas ini terdapat garis weber sebagai garis keseimbangan yang terletak di sebelah timur pulau Sulawesi. Jenis hewan yang berada di kawasan ini antara lain adalah kupu-kupu sulawesi, kuskus, beruang, soa-soa, kakatua putih, burung rangkong, anoa dataran rendah, anoa pegunungan, komodo dan lain-lain.

Anoa Dataran Rendah

Klasifikasi!
 Kingdom: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Artiodactyla; Famili: Bovidae; Genus: Bubalus; Spesies: Bubalus depressicornis
Anoa Dataran Rendah atau Bubalus depressicornis merupakan hewan endemik Sulawesi, sekaligus maskot provinsi Sulawesi Tenggara. kerap disebut juga sebagai Kerbau Kerdil. Sekilas anoa dataran rendah memang mirip dengan kerbau, hanya saja penampilan fisiknya lebih kecil dan lebih pendek ukurannya. Anoa termasuk hewan herbivora dan memakan makanan yang berair seperti pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh, dan jenis umbi-umbian. Panjang tubuhnya sekitar 150 cm dengan tinggi sekitar 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40 cm. Sedangkan berat tubuh anoa dataran rendah mencapai 300 kg.
Penurunan populasi Anoa Dataran Rendah lebih disebabkan oleh perburuan untuk dimanfaatkan dagingnya, konversi hutan menjadi daerah pertanian, pembukaan lahan untuk pertambangan emas, dan aktivitas perambahan hutan lainnya. Mengingat penurunan populasi dan ancaman yang terus berlangsung, anoa dataran rendah dikategorikan sebagai spesies Endangered / terancam punah oleh IUCN. Sedangkan CITES, memasukkan hewan endemik ini sebagai Appendix I. Di Indonesia sendiri, anoa dataran rendah dimasukkan sebagai hewan yang dilindungi berdasarkan PP. Nomor 7 Tahun 1999.

Kawasan Indonesia bagian timur  Kawasan ini dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi Papua serta pulau-pulau kecil yang berada di sekitarnya. Jenis fauna yang menghuni kawasan ini antara lain adalah kupu-kupu sayap burung, burung cendrawasih ekor pita, walabi kecil, kasturi raja, ular sanca hijau, burng kasuari gelambir ganda serta burung kakatua raja.

WALABI

Walabi adalah anggota dari klan kangguru, ditemukan di Australia dan pulau-pulau terdekat, salah satunya Papua, Indonesia. Ada banyak spesies walabi, yang dikelompokkan secara kasar oleh habitatnya, yaitu: walabi semak, walabi kuas dan walabi batu. Semua walabi adalah marsupial atau mamalia berkantung. Nama ilmiah walabi adalah Macropus agilis dan biasa disebut agile wallaby dalam bahasa Inggris. Habitat walabi adalah di semak belukar, hutan, dan padang rumput. Mereka aktif di siang hari untuk mencari makanan seperti rumput, ubi, tunas, dan daun
Walabi suka hidup berkelompok, terdiri dari kurang lebih 10 individu dalam setiap kelompok dan tidak menutup kemungkinan setiap kelompok yang ada bergabung membentuk suatu kelompok yang lebih besar (IUCN, 2008). Walabi merupakan marsupialia terbesar yang ditemukan di Papua. Ukuran tubuh jantan lebih besar dibanding betina. Tinggi Walabi berkisar antara 578-700 mm, panjang ekor 494-540 mm, panjang kaki 174-210 mm, dan berat mencapai 26 kg (Husson, 1958). Rata-rata walabi, termasuk yang pernah saya lihat memiliki panjang tubuh sekitar 60 cm dengan berat badan sekitar 6 kg. Bulunya berwarna abu-abu kecokelatan, berjalan dengan cara melompat menggunakan kedua kaki belakangnya, dan memiliki kantung di perutnya. Seperti kanguru kan?
Walabi memiliki kaki belakang yang kuat yang mereka gunakan untuk terikat bersama dengan kecepatan yang tinggi dan melompat jarak jauh.  Ketika walabi terancam oleh predator, atau ketika walabi jantan bertempur satu sama lain, mereka juga dapat menggunakan kakinya untuk memberikan tendangan yang kuat. Selain itu, walabi juga memiliki ekor yang besar dan kuat. Ekornya memang tidak dapat digunakan untuk memegang/mencengkeram seperti ekor hewan-hewan lain, namun tetap berguna. Walabi menggunakannya untuk keseimbangan saat bergerak dan untuk menopang diri dalam posisi duduk. Fungsi yang sama dengan ekor milik kangguru. Masa kehamilan Wallaby sekitar 29 hingga 38 hari. Uniknya mereka selalu melahirkan satu ekor anakan saja yang akan selalu bergerak menuju kantung sang induk untuk menyusu. Sama seperti kangguru. Sedangkan rata-rata usia hidup walabi di alam liar adalah 9 tahun.

Flora
            Flora bagian barat – Flora bagian barat memiliki jenis tumbuhan yang sangat beragam dan memiliki kawasan mangrove yang banyak di sekitar pantai. Hutan pada kawasan bagian barat ini selalu hijau dengan jenis kayu yang memiliki banyak manfaat bagi manusia
POHON SAGA
Klasifikasi
Kingdom:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Adenanthera
Spesies:
A. pavonina
Saga pohon (Adenanthera pavonina) adalah pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar pantropis.
Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh di jalan-jalan besar. Tumbuhan ini juga mudah ditemui di pantai. Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya.
Dahulu biji saga dipakai sebagai penimbang emas karena beratnya yang selalu konstan. Daunnya dapat dimakan dan mengandung alkaloid yang berkhasiat bagi penyembuhan reumatik. Bijinya mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif (biodiesel). Kayunya keras sehingga banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta mebel.

Flora bagian timur – Ciri flora yang terdapat di bagian timur adalah memiliki kemiripan dengan flora yang terdapat di benua Australia. Selain itu persebaran flora yang berada di timur lebih banyak tumbuh semak dan belukarnya. Flora yang khas dari wilayah ini adalah pohon matoa serta tanaman ficus famili beringin.
MATOA
Klasifikasi
Kingdom:        Plantae
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas:  Magnoliopsida
Ordo:   Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Pometia
Spesies: P. pinnata
Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun). Matoa juga terdapat di beberapa daerah di SulawesiMaluku, dan Papua New Guinea. Buah matoa memiliki rasa yang manis.
Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.

Flora bagian tengah – Flora bagian tengah memiliki jenis hutan yang seragam karena hanya didominasi oleh satu jenis tumbuhan saja. Jenis tumbuhan yang paling banyak ditemukan di kawasan ini adalah cemara, pinus serta palma.

Pohon Gaharu

Klasifikasi
Kingdom:        Plantae
Ordo:   Malvales
Famili: Thymelaeaceae
Genus: Aquilaria
Spesies: A. malaccensis
Gaharu atau Aquilaria malaccensis adalah sejenis pohon anggota suku gaharu-gaharuan (Thymelaeaceae). Jenis ini dapat dijumpai di Banglades, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tumbuhan ini, karena nilai ekonominya, terancam punah karena rusaknya habitat.

Tinggi gaharu mencapai 40 m, dengan diameter lebih dari 60 cm. Batangnya lurus, tidak berbanir. Kulit batangnya halus, dengan warna coklat keputih-putihan. Tajuknya bulat, lebat, dengan percabangan horisontal. Daunnya tunggal, berseling, tebal, bentuknya jorong hingga jorong-melanset, dan panjang. Tajuknya lebat, bulat, percabangannya horisontal. Perbungaannya berbentuk payung, membentuk cabang, tumbuh pada ketiak daun. Bunganya kecil, berwarna hijau/kuning kotor, dan berbulu jarang. Buahnya berbentuk telur terbalik, dan berbulu halus. Untuk pembudidayaan, pernah dicoba dengan biji. Perkecambahan biji dapat mencapai 47%. Dalam waktu tiga tahun saja, setelah disemai, pohon muda gaharu dapat mencapai tinggu 2,5 m.
                                                   
                                                            Daftar Pustaka
http://alfridhani.blogspot.com/2016/04/walabi-kembaran-kangguru-yang-ada-di.html
https://biodiversitywarriors.org/isi-katalog.php?idk=5583&judul=Anoa-Dataran-Rendah

 https://ilmugeografi.com/biogeografi/pengertian-flora-dan-fauna
https://khayasar.wordpress.com/2013/11/18/wau-wau-agile/

No comments:

Post a Comment